BSIP Berkarya: Partisipasi Aktif BPSI Tanah dan Pupuk di CompacSol Annual Workshop ICRISAT
BSIP Berkarya: Partisipasi Aktif BPSI Tanah dan Pupuk di CompacSol Annual Workshop
ICRISAT
Mengakhiri bulan November tepatnya tanggal 25 s.d Rabu 27 November, telah dilaksanakan kegiatan workshop CompacSol yang diselenggarakan oleh L'Institut de recherche pour le développement (IRD), France dan bertempat di International Crops Research Intitute for The Semi-Arid Tropics (ICRISAT) Patancheru, Hyderabad, (India).
Kegiatan ini dihadiri oleh 6 negara peserta yaitu Indonesia, India, Lao, Senegal, Filipina, Thailand, Perancis dan Senegal (Scientist IRD France) secara offline dan online. Indonesia diwakili oleh Dr. Linca Anggria M.Sc, Ph.D dan Lenita Herawati M.Si dari BPSI Tanah dan Pupuk.
CompacSol adalah Jaringan Penelitian Internasional yang bertujuan untuk memantau tingkat pemadatan tanah dan dampaknya terhadap retensi air serta mengidentifikasi teknik pengelolaan tanah yang mampu merehabilitasi tanah padat.
Kegiatan di Hyderabad di awali dengan kunjungan ke kebun percobaan, praktik sampling tanah, pengeringan dan menghaluskan contoh tanah serta kunjungan ke laboratorium tanah.
Acara di buka olah Dr. Stanford Blade selaku Deputy Director General (Research) for ICRISAT. Selanjutnya Dr. Christian memperkenalkan workshop compacsol dan objeknya yaitu Standar Data Fisika Tanah dan Pengelolaan Metadata.
Dr M.L. Jat (Direktur Program Penelitian) dari ICRISAT, menyampaikan tentang pentingnya program kerjasama soil physics, soil global problem, sistematik pengendalian data, dan soil health.
Selanjutnya presentasi dari negara India, Perancis, Indonesia, Lao, Filipina dan Thailand mengenai pengelolaan data tanah laboratorium. Pada kesempatan ini Dr. Linca Anggria memaparkan tentang jumlah sampel tanah dan parameter uji kimia dan fisika yang dianalisis di laboratorium BPSI Tanah dan Pupuk.
Dr. Sanjay K. Ray (Principal Scientist and Head), menyampaikan tentang studi Pemadatan Tanah: di India. Menurut Dr. Sanjay Ray soil compaction dapat disebabkan oleh kenaikan bulk density, penggunaan mesin, type tanah, perubahan struktur tanah, dan sifat kimia tanah. Dalam beberapa dekade terakhir, perubahan iklim telah dikaitkan dengan pola distribusi curah hujan yang tidak menentu dan variasi besar dalam tempeartur karena peningkatan konsentrasi CO2. Karbon organik tanah (SOC) merupakan komponen penting untuk berfungsinya agroekosistem, dan keberadaannya merupakan pusat konsep pemeliharaan kesehatan tanah yang berkelanjutan.
Pemaparan Dr. Mukund Patil (Senior Scientist, Digital Agriculture, ICRISAT) tentang efek pemadatan tanah pada sifat fisik tanah, mengatakan bahwa salah satu sifat fisik tanah yang selalu berubah sebagai respons terhadap pemadatan adalah kerapatan massa tanah permukaan dan bawah permukaan.
Kemudian dilanjutkan paparan oleh Dr. Christian Hartmann terkait Analisis Statistik Awal Data Fisika Tanah dengan Pengenalan metode statistik deskriptif dan pengujian hipotesis.
Masih dalam rangkaian acara, para peserta melakukan kunjungan ke Laboratorium Fisika Tanah dan Spektroskopi Reflektansi serta melihat instrumentasi untuk karakterisasi parameter biofisika tanah beserta pemetaan tanah digital.
Lebih lanjut pada kesempatan ini juga Dr. Hanane Boukbida Aroui, Scientist IRD France menyampaikan hal yang harus dilakukan saat ini yaitu tentang analisa awal untuk jumlah data parameter fisik yang tersedia dan kandungan karbon. Pertemuan berikutnya akan didedikasikan untuk mengumpulkan data yang ada untuk melakukan statistik analisis bekerja sama dengan para peserta.
Melalui kegiatan ini diharapkan kedepannya dapat menjadi wadah/media dalam peningkatan kompetensi analis laboratorium dalam pengujian di bidang soil, soil global problem, sistematik pengendalian data, dan soil health menjadi lebih terukur mengikuti perkembangan digitalisasi data yang ada, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih luas dalam pengambilan kebijakan kegiatan budidaya pertanian.(LH, LA, Mtm, AFS)