BSIP BERKARYA: Penandatangan MoU antara BSIP-KP-Posco dan Seminar dalam Pengembangan Metode Recyling Slag untuk Pertanian Ramah Lingkungan
BSIP BERKARYA: Penandatangan MoU antara BSIP-KP-Posco dan Seminar dalam Pengembangan Metode Recyling Slag untuk Pertanian Ramah Lingkungan
Standardisasi instrumen pertanian merupakan salah satu kunci dalam mendukung keberhasilan pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Standardisasi instrumen pertanian mencakup sarana produksi diantaranya pupuk dan pembenah tanah serta proses produksinya. Untuk mendukung implementasi penerapan standardisasi maka pada hari ini Selasa, 03 September 2024 di Park Hyatt Hotel, Jakarta telah dilaksanakan penandatanganan kerjasama antara BSIP dan PT Krakatau Posco serta Posco dalam tema “Kerja Sama Strategis Pengembangan Metode Recycling Slag Baja untuk Pertanian Ramah Lingkungan”. Acara ini dihadiri oleh Prof. Dr. Ir. Fadjry Djufry, M.Si Kepala BSIP, Dr.Ir. Haris Syahbuddin, DEA selaku Sekretaris BSIP, Kementerian Pertanian, Jung Bum So Presiden Direktur PT Krakatau Posco, Cho Kyung Seok Environment Direktor POSCO, Ismail Mandry Vice Chairman IISIA, serta perwakilan dari Direktorat Pupuk dan Pestisida, PPVTPP, Kementerian Pertanian, Direktorat Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3, KLHK, BRIN, para Ketua Asosiasi dan Himpunan produsen pupuk di Indonesia, IPB University, Gyeongsang National University dan perwakilan berbagai institusi Kementerian serta Perusahaan. Turut hadir dalam acara ini Kepala BPSI Tanah dan Pupuk Dr.Ir. Ladiyani Retno Widowati, M.Sc beserta Ketua Tim Kerja PEPHS Dr. Adha Fatmah Siregar, Ketua Tim Kerja LPPK Dr. Linca Anggria, Dinihari Indah K, M.Biotech dan Vina Agustin, S.Si.
Melalui penandatangan nota kesepahaman ini, BSIP bersama PT Krakatau Posco dan Posco akan berkolaborasi terkait: 1) pengkajian pemanfaatan slag baja yang kaya akan kandungan silika dan berpotensi sebagai pembenah tanah ataupun sumber bahan baku pupuk silika; 2) penyusunan dan perumusan standar mutu slag baja untuk bidang pertanian sebagai komponen draf. Semoga SNI slag baja dapat segera terwujud dan diimplementasikan; 3) formulasi slag baja dengan bahan bermanfaat lainnya serta pengembangan formula pupuk dan atau pembenah tanah terpilih yang akan digunakan di bidang pertanian; dan 4) bekerjasama dalam mewujudkan penurunan emisi gas rumah kaca melalui pemanfaat slag baja yang berkolaborasi dengan stakeholder terkait.
Pada sesi seminar di siang hari, BPSI Tanah dan Pupuk yang diwakili oleh Dr.Ir. Ladiyani Retno Widowati, M.Sc menjadi salah satu narasumber dan menyampaikan materi tentang “The Potential of Slag as Soil Ameliorant and Silica Fertilizer Source, for Supporting Sustainable Agriculture”. Ladiyani menyampaikan bahwa slag memiliki potensi dari segi kualitas dan kuantitas sebagai sumber hara silika dan pembenah tanah untuk meningkatkan produktivitas dan pertanian berkelanjutan.
Melalui kerjasama ini kedepannya diharapkan dapat mendukung pengembangan dalam penggunaan slag sebagai sumber hara dan bahan pembenah tanah yang mendukung pertanian ramah lingkungan. (AFS, VA, M.Is, Mtm).