PPID Balai Pengujian Standar Instrumen Tanah dan Pupuk

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Pengujian Standar Instrumen Tanah dan Pupuk

BSIP BERKARYA: PELAJARI KONSERVASI TANAH, MAHASISWA MBKM IKUTI KULIAH UMUM “Konservasi Tanah pada Budidaya Pertanian”




BSIP BERKARYA: PELAJARI KONSERVASI TANAH, MAHASISWA MBKM IKUTI KULIAH UMUM “Konservasi Tanah pada Budidaya Pertanian”

 

Konservasi tanah (arti luas) adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah (Arsyad,1989; 2010). Konservasi tanah (arti sempit): Upaya mencegah kerusakan tanah dan memperbaiki tanah yang rusak akibat erosi. 
Lebih lanjut, dikenal juga konservasi air yang mencakup (1) Efisiensi penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah; (2) Mengatur waktu aliran (saat musim hujan tidak terjadi banjir, saat musim kemarau tersedia cukup air). Adapun alat atau tools terkait Konservasi Tanah dan Air (KTA) yaitu (1) Kelas Kemampuan Lahan (KKL); (2) Prediksi Erosi; (3) Metode Konservasi Tanah dan Air.
Untuk membahas secara detail terkait dengan uraian diatas, pada Selasa 7 Mei 2024 BPSI Tanah dan Pupuk melaksanakan Kuliah Umum untuk mahasiswa program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dan PKL/magang biasa dengan topik “Konservasi Tanah pada Budidaya Pertanian” dengan nara sumber Ari Budianto, S.Si. yang merupakan Analis Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP). Kegiatan kuliah umum diikuti oleh 25 mahasiswa yang terdiri dari 8 mahasiswa Universitas Gadjah Mada dan 4 mahasiswa dari Universitas Jenderal Soedirman yang tergabung dalam program MBKM serta 2 mahasiswa PKL/magang biasa dari Universitas Indonesia dan satu orang mahasiswa dari Universitas Nasional Jakarta;  serta 10 mahasiswa MBKM dari BBPSI SDLP. 
Arif memulai pembahasannya mengenai pengertian “Konservasi tanah dalam arti luas dan arti sempit”. Selanjutnya pada paparan lainnya Arif menjelaskan mengenai (1) Kelas Kemampuaan Lahan (KKL); (2) Prediksi Erosi. “Kenapa harus prediksi erosi?” “karena pengukuran langsung mahal dan lama”, jelas Arif.  Kepentingannya prediksi erosi untuk apa? (1) Untuk mengetahui perkiraan erosi (potensial, aktual); dan (2) Untuk perencanaan implementasi KTA.
Pada kesempatan ini, Arif juga menjelaskan “erosi adalah peristiwa berpindahnya/ terangkutnya tanah/bagian tanah dari satu tempat ke tempat yang lain oleh media alami (air, angin)”. Adapun jenis erosi terdiri atas (1) Erosi Lembar (sheet erosion); (2) Erosi Alur (riil erosion); (3) Erosi Parit (gully erosion); dan (4) Longsor (landslide).
Dalam menyampaikan kuliah umumnya, narasumber aktif berdiskusi dengan mahasiswa yang juga antusias mengikutinya. Setelah penyampaian materi oleh narasumber, mahasiswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dan tanya jawab berkaitan dengan materi yang disampaikan. Diskusi dan tanya jawab ini berlangsung menarik.
Diharapkan melalui kegiatan kuliah umum ini, terjadi peningkatan pemahaman dan pengetahuan oleh para peserta, sehingga generasi ini mampu menjadi penerus yang dapat terus berinovasi mendukung dan memajukan sektor pertanian di Indonesia. Pertanian cemerlang, Indonesia gemilang. (M.Is, AB, AFS, Mtm).